Hubungi Kami





Powered by 123ContactForm | Report abuse


Restoran Austria

ADSENSE HERE

Austria, MajalahInovasi.com – Kepada rata rata satu buah restoran senantiasa mencantumkan harga utk tiap-tiap makanannya. Tapi apa jadinya kalau satu buah restoran takmemasang harga makanannya & justru menyerahkan terhadap pelanggannya utk menilai harga dari suatu makanan yg dikonsumsi? 

Der Wiener Deewan Restaurant ialah nama restoran yg sudah memutarbalikan system usaha yg sudah berlaku umum. “All you can eat, pay as you wish” alias makan sepuasnya bayar seikhlasnya, jadi tagline dari restoran yg menyajikan makanan khas Pakistan ini. Rencana business konvensional tak berlaku bagi mereka. Suatu ide menarik yg siap buat rugi.

Gagasan unik restoran yg terletak di Wina, Austria, ini menjadikan Wiener Deewan tak sempat sepi visitor. Terletak di jantung kota Wina, Schottentor, yg pasti budget sewanya mahal, tak menjadikan restoran ini mengenakan tarif mahal serta. Tidak Sedikit mahasiswa kurang lebih Wina yg memadati restoran ini. Demikian serta umat Muslim yg mencari makanan halal. 

Konsepnya yakni menyajikan makanan dgn trik prasmanan, maka visitor mampu membawa makanan sejumlah mereka ingin. Buat menunya, restoran ini sediakan menu mutlakdalam dua tipe. Makanan kari berbahan basic ayam, kambing, & lembu. & kategori makanan vegetarian. diluar itu, disediakan pula makanan pencuci mulut. Utk minuman, air mineral dapat diminum free. Tetapi utk minuman yang lain, restoran ini mencantumkan harga masihlah, tak seperti makanannya. 

Harga normal buat tiap-tiap makanan berkisar 5-6 euro. Tapi ada pula orang yg membayar 1-2 euro, bahkan cuma membayar minumannya. Tidak Sedikit yg menyampaikan terhadapkasir bahwa mereka pelajar, sedang tak miliki duit, atau mengaku sbg pengangguran. Sang kasir konsisten tersenyum menghadapi mereka. Tapi tidak sedikit pun yg membayar lebihbuat makanan yg dikonsumsi. Layanan masih sama, baik bagi yg membayar sedikit ataupun tidak sedikit. 

Didirikan terhadap 2003 oleh Natalie Deewan, seseorang lulusan filsafat. Dirinya mendirikan restoran ini berdasarkan rencana kedermawanan manusia dalam berikan & menerima.Kepada minggu-minggu pertamanya, beliau tak percaya bahwa restorannya dapat berhasil, tetapi visitor restorannya makin hri makin tidak sedikit & bahkan membayar lebih utkmakanan yg mereka makan. Restoran ini bahkan belum sempat mengalami kesusahan keuangan.
ADSENSE HERE
 

Sample Text